Pages

Labels

Rabu, 29 Juni 2016

Cerita Cinta #Part 2 (Tujuh Belas Maret)

Cerita Cinta #Part 2
(Tujuh Belas Maret)

            Liburan sekolah pun tiba. Hari pertama libur tanggal 12 Maret 2012, aku ikut ibu ke tempat ngajar buat bantu-bantu dokumentasi, soalnya waktu itu di sekolah ibu lagi ujian praktek. Disana aku kenalan sama pelatih tari, namanya Bu Prapti. Aku kaget, ternyata Bu Prapti ini kenal sama Koko. Kebetulan aku lagi deket sama dia. Sama Bu Prapti aku banyak ngobrol tentang dia dan keluarganya.
            Beberapa hari setelah aku ketemu Bu Prapti atau sekitar satu bulan setelah Koko komentar di foto profil fbku itu, untuk pertama kalinya Koko ngajak aku makan bareng. Waktu itu hari Sabtu, tepat tanggal 17 Maret 2012. Koko ngajak aku makan di Hokben di salah satu mall terdekat dengan sekolah. Aku lupa pukul berapa kita ketemuan, kalau nggak salah sih sehabis sholat dzuhur setelah aku selesai kerja kelompok.
            Aku tunggu Koko di depan pintu Mall. Haha, dulu aku masih canggung banget sama dia dan sering kikuk kalau ketemuan. Aku masih inget, dulu aku pakai baju warna hijau muda. Disana, kita banyak ngobrol. Sampai akhirnya dia bilang dia mau sama aku. Sebetulnya sebelum dia menyatakan hal ini aku udah punya feeling dia bakal bilang ini di hari itu, soalnya beberapa hari sebelum dia bilang begitu dia udah pernah bilang kalau aku penting buat dia.

SMS Koko tanggal 3 Maret 2012
            Agak bingung juga, semuanya terasa cepet banget. Aku takut dia nggak serius sama aku. Waktu itu nggak tau harus jawab apa. Apalagi dia ngomongnya nggak begitu tegas. Nggak begitu tegas gimana? Ya gitu, susah dijelasinnya, intinya dia ngomongnya nggak tegas kalau dia nembak aku. Ya tapi akhirnya di tanggal itu lah kita ‘jadian’. Oh ya, setelah makan di Hokben, kita main ke rumah Bu Prapti buat silaturahim.
            Setelah tanggal 17 itu, aku dan Koko jadi tambah dekat. Aku mulai tau kebiasaan-kebiasaannya, hobinya dan sifatnya. Dia suka sekali menulis. Dia mulai berani publish tulisannya di koran. Ikut senang, beberapa tulisannya berhasil masuk koran. Dan aku selalu jadi orang pertama yang dia tunjukin tulisannya. Hihi. Oh iya, aku emang pengen banget punya teman hidup yang suka baca, kejutan... aku dapat Koko yang kutu buku banget. Hehe.
            Setelah beberapa hari kita jadian, aku kenalin Koko ke orangtuaku. Dia pertama kali dateng ke rumahku kalau nggak salah tanggal 25 Maret 2012. Deg-degan banget. Tapi Alhamdulillah waktu itu Bapak kayaknya suka sama Koko. Oh iya, dia satu-satunya laki-laki yang aku ajak ke rumah dan aku kenalin ke orangtuaku. Begitupun aku, aku orang yang pertama kalinya diajak ke rumah dan dikenalin ke orangtuanya. Aku mulai yakin kalau dia serius semenjak itu J
            Sebulan setelah itu, berhubung kita berdua suka baca buku, waktu itu kita berencana untuk main ke Gramedia Matraman tanggal 21 April 2012. Aku agak takut ijin ke Bapak karena Bapak jarang banget ngasih aku ijin buat pergi jauh. Apalagi sama laki-laki. Dari dulu pasti susah dapat ijin, tapi entah kenapa, Koko adalah cowok yang untuk pertama kalinya dapet ijin dari Bapak buat ajak aku pergi ke Jakarta. Such a father’s feeling. (more about this can be read here; http://tiarabudiwardani.blogspot.co.id/2012/04/gramedia-matraman.html).
.
.
.          

(to be continue in Cerita Cinta #Part 3)

Senin, 27 Juni 2016

IRI ?


Sejak kita di lahirkan, kita pasti pernah merasakan yang namanya ‘iri’. Iya, iri terhadap kelebihan seseorang. Aku pun pernah merasakannya. Menurutku hal itu merupakan hal yang manusiawi, namun tidak boleh dipelihara. Iri termasuk salah satu penyakit hati dan harus diobati. Ketika aku merasa ‘iri’, biasanya aku banyak mengingat hal-hal yang telah Allah berikan kepadaku, hal tersebut selalu berhasil ngademin dan dapat menyadarkan aku bahwa setiap manusia pasti mendapatkan sesuatu sesuai ‘porsi’nya masing-masing dan kita harus mensyukuri apapun yang telah diberikan Allah. Aku selalu percaya bahwa Allah memberikan hal-hal yang terbaik menurut-Nya. Allah baik sekali ya <3

Yang perlu diingat adalah dalam hidup ini kita tidak sedang berlomba dengan siapapun, nikmati hidup ini, tidak perlu iri melihat apa yang didapatkan orang lain. Namun, tetap lakukanlah semua hal dengan baik. Ketika kita melakukan hal baik, insyaAllah Allah pasti akan memberi hal baik juga kepada kita. Buatku iri hanya akan membuat kita tidak tenang dan dapat menurunkan produktifitas. Karena iri dapat mengotori hati, padahal hati (qalbu) adalah bagian yang sangat penting dari manusia. Jika hati kita bersih dan baik, maka baik pula-lah akhlak dan perilaku kita. Hal ini bahkan telah disampaikan oleh Rasulullah seperti yang dikutip oleh HR.Bukhari berikut;

... Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati. (HR.Bukhari)

So, do the best and you will get the best. As this quote; “Manjadda wajada”.

Parakannyasag & Telaga Murni
29 Mei 2016 – 24 Juni 2016

Jumat, 27 Mei 2016

UNSTABLE ME


            Growing up is a sure thing of being a human. Also developing. Growing and developing are different, but they go together. We are growing and developing! Growing body, and more mature self. Hmm.. I dont know whether it’s only occur on me or everyone also. I just feel like, in this developing process, especially in this early age, my self is becoming really unstable. Swinging mood, sensitive, and ... mushy. You can imagine, it’s really not comfortable to be this unstable self. So, I tried to make several predictions or hypothesis about what happen on me and in the last I will try to make a conclusion from those predictions.
            For the fisrt consideration, I think it’s happen because of the self revolution, I mean my self is changing from a little girl to a women so the process inside my self makes me unstable. Maybe. Or, the second thing, it’s happened because I’m thinking so many things about my future. Yes, I’m a third year college student, I have to think where will I work and what to do after I graduate. And it’s not that simple to make an important decision, moreover insyaAllah I want to merried directly after I graduated (aamiin), so I have think and prepare more to build my housewifery. Then, the next prediction, okay I think this one is the most thing that destablized me; distance to God. Hiks. I’m so sad to talk about this. But then I realize that latter day, I’m less close to Allah. I dont know why huft, but I’ll always try to be closed to Allah.
            Hmm.. so my conclusion is; this condition is occured because I’m in the phase of building identity and it makes me unstable, moreover the distance from God makes me weaker to face it.
            I am so sorry for you, specially all my classmates who were perhaps lately affected by my swinging mood. I hope you understand <3

(April 2016)

            

Rabu, 27 April 2016

Cerita Cinta #Part 1 (Awal Pertemuan)

Cerita Cinta #Part 1
(Awal Pertemuan)


            Namanya Muhammad Rachdian Al Azis. Aku biasa panggil dia “Koko”, ya, karena mata sipitnya. Dan menurutku panggilan “Koko” juga cukup lucu dan mudah disebut, jadi sudah hampir empat tahun ini aku memanggil dia dengan sebutan itu. Dan keluargaku juga sudah ketularan, sampai-sampai bapak kadang manggil dia dengan sebutan “Mas Koko”. Agak aneh sih, tapi ya gimana, nama itu sudah terlanjur enak untuk disebut. Hehe.
            Oh ya, nggak usah berharap bisa menghubungi dia di media sosial apapun. Mentok-mentok dia cuma buka facebook atau whatsapp, itu pun dibuka sebulan sekali, bahkan mungkin lebih. Ya... karena dia sudah cukup sibuk dengan buku-bukunya. Sampai-sampai dia pernah mendapat julukan “manusia batu” dari teman-temannya. Begitulah Koko, dia bisa lupa handphone kalau sudah baca buku, apalagi buku karangan penulis favoritnya; Bung Pram. Hampir semua buku Bung Pram yang berhasil diterbitkan, Koko sudah punya.
            Aku ketemu Koko sekitar lima atau enam tahun yang lalu. Nggak terlalu jelas sih waktu itu, yang jelas dulu kita sama-sama belum saling kenal, aku cuma tahu nama dia “Azis” dari temanku Rizka, dia adik kelas Koko di salah satu ekskul SMA-ku, pusakawira; ekskul perpustakaan sekolah. Yang aku ingat waktu itu, aku dan Rizka baru keluar lobby sekolah dan ada Koko lewat naik motor vixion-nya, kemudian mereka (Koko dan Rizka) ngobrol sebentar sebelum Koko akhirnya pulang duluan. That’s all. itulah awal pertemuan kita, nggak ada yang spesial, nggak kayak cerita-cerita cinta pandangan pertama.
            Beberapa bulan kemudian, aku ikutan seleksi masuk OSIS, rangkaian seleksinya lumayan banyak, seingatku ada case study, pos to pos dan interview. Nah, saat interview inilah pertemuan keduaku dengan Koko. Waktu itu aku diwawancarai oleh kak Mulky, dia baik dan wawancaraku berjalam dengan lancar sampai... Koko datang. Dia datang sok galak dan mendebatku dengan menyebalkan, sampai di akhir perdebatan dia membuang formulir pendaftaran OSIS-ku. Entah, tapi waktu itu aku sangat kesal. Hff. Dan belakangan aku baru tahu kalau ternyata dia ketua pelaksana seleksi OSIS.
            Pengurus OSIS terpilih pun akhirnya diumumkan beberapa hari seletah interview. Ternyata aku terpilih dan menjadi pengurus bidang IPTEK, departemen V. Agak kaget sih, soalnya aku kira aku nggak akan terpilih karena formulirku sudah dibuang. Nggak lama setelah pengumuman pengurus OSIS terpilih, tibalah hari pelantikan. Di SMA-ku, sebelum pelantikan, semua calon pengurus OSIS wajib dulu mengikuti DLP (Diklat Lanjut Pengurus).
            Kalau tidak salah, DLP ini dilaksanakan selama dua hari satu malam (aku agak lupa). Hari pertama DLP, semuanya masih baik-baik aja. Kami pengurus OSIS diberi berbagai materi tentang organisasi. Tiba-tiba, dini hari sekitar pukul dua, kami dibangunkan secara ‘hmm’ begitulah. Ternyata tiba waktunya kami dikasih ‘surprise’. Kita harus melewati berbagai pos dengan mata tertutup. Sekitar pukul enam, kelompokku sudah berhasil melewati berbagai pos. Kemudian kami dikumpulkan kembali di lapang sekolah. Nggak lama, Koko memanggil anggota departemen V, termasuk aku. Dan disana aku baru tau kalau Koko adalah mantan ketua departemen V. Kami dipisahkan dari departemen lain. Dan, kami diberi another surprise, (re: kolam renang lumpur), dan kami harus nyemplung. Kebayang nggak sih gimana sebelnya aku dulu sama yang namanya “Muhammad Rachian Al Azis”?.
            Baiklah, setelah DLP selesai, aku sudah melupakan kekesalan-kekesalan yang dibuat oleh si sipit itu. Kemudian pada suatu hari, aku ganti profil picture fb. Dan agak kaget ternyata si orang nyebelin itu tiba-tiba sok kenal dan komen fotoku itu. Sekarang baru bingung, kenapa ya dulu sebel tapi komennya dibales. Entah, mungkin takdir, karena setelah dipikir-pikir kalau bukan karena komen ini, mungkin kita nggak akan pernah ‘kenal’ dan jadi kayak sekarang.

            Setelah Koko komen di fotoku itu, nggak tau gimana caranya kita tiba-tiba jadi smsan. Awalnya dia pinjem buku dan pinjem dasi. Dan setelah beberapa lama smsan, aku baru tau kalau ternyata rumah kita tetanggaan; satu desa. Nggak nyangka banget. Terus, dia beberapa kali ngajak berangkat bareng. Aku gak pernah berani bawa laki-laki ke rumah, jadi dia jemput aku agak jauh dari rumah. Motornya yang dulu masih sama dengan yang sekarang (vixion) tapi dulu dimodifikasi jadi tinggi banget dan bingung gimana cara naiknya.
            Waktu itu aku belum peka kalau dia pdkt, karena kirain sekedar karena kita tetanggaan. Sampai beberapa teman di OSIS ngeledekin kita dan bilang kalau Koko lagi deketin aku. Jujur, aku sempat galau karena waktu itu aku lagi dekat dengan orang lain. Tapi, akhirnya aku harus milih. Dan aku pilih dia, karena aku lihat Koko orangnya tulus (walaupun nyebelin *ups). Dulu, sebelum kita jadian, Koko pernah pas hujan deras nyari minuman jeruk anget buat aku yang lagi sakit tenggorokan. Haha, nggak tau, tapi mungkin disitu aku mulai jatuh cinta sama dia.
.
.
.
(to be continue in Cerita Cinta #Part 2)
           


Kamis, 06 November 2014

Selamat Malam!

Berpikir dengan hati teralu melelahkan, berperasaan dengan otak terlalu memusingkan. Berpikir dan berperasaanlah dengan yang seharusnya. Hati dan otak, keduanya bisa saling merasionalkan. Selamat malam!

Rabu, 05 November 2014

Untuk Mereka yang Belum Membuka Mata



Di atas nyamannya kursi, orang yang berdasi itu sedang asyik berdiskusi,
entah apa yang sedang diurusi

Katanya memperjuangkan kepentingan rakyat,
tapi nyatanya rakyat dibuat makin melarat

Katanya membela orang banyak,
nyatanya pengangguran masih banyak

Istana hitam itu kau bangun pula di antara mukim rakyat

Tak heran asap raksasa itu terbahak dan siap menyekap

Aspal-aspal sudah tenggelam, tak kuat lagi menampung air mata rakyat jelata
Masih juga tak mau kau membuka mata?

Kamis, 06 Maret 2014

IBU
Oleh: Tiara Budi Wardani





Sejak aku dilahirkan, setelah sembilang bulan dalam rahimnya,
Ibu selalu mengajarkanku semua hal,
Menjadi kuat, menjadi mandiri, menjadi lebih baik, dan semuanya.
Belasan tahun, tak pernah aku berpisah dengannya,
Kini aku jauh darinya, iya.. karena aku harus melanjutkan studiku.
Sungguh aku rindu padanya.
Saat menulis ini pun, air mata menjadi saksi bahwa aku benar-benar merindukannya.
Ia yang aku rindukan adalah ibu, ia semangatku
Aku berjanji akan belajar dan mengejar cita-citaku sungguh-sungguh.

Ibu pelita hidupku.

Minggu, 09 Februari 2014

Ini Tentang Waktu

                Buka mata dan sadarilah betapa cepatnya waktu meninggalkan kita, detik demi detik. Rasakan betapa kencangnya waktu berlari. Tik..tok..tik..tok... Cepat.. Iya sangat cepat! Kemarin rasanya saya masih seorang anak kecil yang merengek-rengek karena minta dibelikan balon yang membuat saya tertarik dan penasaran karena balon tersebut dapat terbang, dan waktupun menyulap saya menjadi seorang remaja hampir dewasa yang bahkan sudah tahu alasan mengapa balon itu dapat terbang. Secepat itu...
            Saya terbangun pagi hari di atas tempat tidur saya, lalu melangkahkan kaki, selangkah..dua langkah, menghabiskan 43200 detik yang begitu cepat, setelah itu kembali lagi ke tempat tidur, dan begitu seterusnya. Semuanya sama saja, yang berbeda hanya kemana saya melangkah hari ini dan bagaimana cara saya memperlakukan waktu saya.
            Bisa jadi hari ini kita sehat wal afiat, berjalan kesana kemari melakukan ini dan itu, namun siapa yang tahu? bahkan bisa saja 10 detik lagi kita jatuh sakit. Bisa jadi sekarang kita sedang bahagia, namun suapa yang tahu? bahkan bisa saja 10 detik lagi kita menangis. Serumit itu waktu.. tak ada yang mengetahui kecuali Yang Menciptakannya.
            Kadang saya merenungkan apa saja yang telah saya perbuat dengan waktu 17 tahun 10 bulan di bumi-Nya. Kemana saja saya telah melangkah dan bagaimana saya memperlakukan waktu saya. Tidak mungkin memang untuk kita dapat melawan kencangnya arus waktu dan dapat kembali untuk memperbaiki langkah-langkah kita yang mungkin keliru di waktu lampau. Tapi merenungkan waktu bisa mengingatkan kita betapa pentingnya setiap detik waktu dan memikirkan bagaimana berbuat yang lebih baik di waktu yang akan datang.
            Suatu ketika pun ketika kita sedang bosan pasti kita merasa bahwa waktu berjalan begitu lambat dan meminta Allah untuk mempercepat waktu, ketika menunggu sesuatu misalnya. Dan saya pun pernah berfikir dan berdoa agar hal yang saya tunggu-tunggu dan saya anggap (mungkin) sangat menyenangkan segera datang, ternyata saya mendapat satu teguran, kemarin saya baca satu ayat suci dari Yang Menciptakan saya, “Sesuatu yang telah ditentukan Allah pasti akan datang. Maka janganlah kalian minta untuk disegerakan.” (QS 16:1). Jawaban bahwa saya harus bersabar menunggu.

            Biarkan waktu berjalan sebagaimana mestinya. Secepat apapun atau selambat apapun.

Selasa, 21 Januari 2014

Sepeda, hujan dan jazz

Ketika perasaan sedih, pengen cerita dan nggak ngerti sama perasaan sendiri.. goes sepeda sampai kaki capek sambil dengerin lagu jazz di bawah langit senja yang sedikit hujan, hal yang bisa bikin hati jadi lebih baik. buat gue.
udaranya sejuk, netesin air mata juga nggak ada yang tahu...

Kamis, 28 November 2013

Artikel saya :)

Pendidikan sebagai Ujung Tombak Kemajuan Bangsa
Oleh : Tiara Budi Wardani
Mahasiswi Prodi International Program on Science Education 
UPI - 2013
Telah kita ketahui bahwa pendidikan bukanlah sekedar sebuah kewajiban yang harus kita laksanakan, lebih dari itu pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Dimana dengan pendidikan, manusia akan lebih berkembang dan berkembang. Dengan itu, pendidikan jelas memberi manfaat yang besar bagi manusia. Pendidikan tak hanya sebatas pelajaran yang didapat di dalam kelas ketika guru sedang menerangkan, tetapi pendidikan juga mencangkup pengembangan pribadi dari segi melatih kemandirian, rasa tanggung jawab dan kejujuran dan tentunya tidak hanya berlangsung di dalam kelas.
Tujuan pendidikan itu sendiri beragam, dapat dibilang tergantung pandangan pribadi masing-masing individu terhadap pendidikan itu sendiri, ada yang memandang pendidikan adalah sebagai sebuah alat transportasi untuk membawanya kepada cita-citanya, ada yang memandang pendidikan sebagai sarana untuk menadapatkan ilmu sebanyak-banyaknya, ada pula yang memandang pendidikan yang baik dapat memperbaiki status kerjanya, sehingga dapat menunjangnya untuk mendapatakan pekerjaan yang nyaman.
Terlepas dari pandangan itu semua, ternyata pendidikan adalah sesuatu hal yang luar biasa penting. Ya, tentu sebenarnya tujuan utama adanya pendidikan adalah untuk mendapatkan ilmu. Kita semua setuju bahwa pendidikan akan membawa kita pada hal yang lebih baik. Bahkan Allah S.W.T pun menganjurkan hamba-Nya untuk mencari ilmu,
"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar:9)
“Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya....” (HR. Abu Dawud)
Dari ilmu yang telah kita dapat tentu itu akan berdampak banyak bagi pribadi diri kita, selain menambah pengetahuan dalam bidang akademik, pendi... (selanjutnya di http://opini.berita.upi.edu/2013/10/22/pendidikan-sebagai-ujung-tombak-kemajuan-bangsa/ )
 

Blogger news

Blogroll

About

Maaf kalau ada kata-kata gue yang salah atau ada postingan gue yang tidak mengenakkan. Hmm.. maaf juga kalau gaje atau gimana di blog ini. Everyone has their own way to share their feeling or story. And this is my way. Well, thanks for understanding. Enjoy my blog!