Pages

Labels

Rabu, 27 April 2016

Cerita Cinta #Part 1 (Awal Pertemuan)

Cerita Cinta #Part 1
(Awal Pertemuan)


            Namanya Muhammad Rachdian Al Azis. Aku biasa panggil dia “Koko”, ya, karena mata sipitnya. Dan menurutku panggilan “Koko” juga cukup lucu dan mudah disebut, jadi sudah hampir empat tahun ini aku memanggil dia dengan sebutan itu. Dan keluargaku juga sudah ketularan, sampai-sampai bapak kadang manggil dia dengan sebutan “Mas Koko”. Agak aneh sih, tapi ya gimana, nama itu sudah terlanjur enak untuk disebut. Hehe.
            Oh ya, nggak usah berharap bisa menghubungi dia di media sosial apapun. Mentok-mentok dia cuma buka facebook atau whatsapp, itu pun dibuka sebulan sekali, bahkan mungkin lebih. Ya... karena dia sudah cukup sibuk dengan buku-bukunya. Sampai-sampai dia pernah mendapat julukan “manusia batu” dari teman-temannya. Begitulah Koko, dia bisa lupa handphone kalau sudah baca buku, apalagi buku karangan penulis favoritnya; Bung Pram. Hampir semua buku Bung Pram yang berhasil diterbitkan, Koko sudah punya.
            Aku ketemu Koko sekitar lima atau enam tahun yang lalu. Nggak terlalu jelas sih waktu itu, yang jelas dulu kita sama-sama belum saling kenal, aku cuma tahu nama dia “Azis” dari temanku Rizka, dia adik kelas Koko di salah satu ekskul SMA-ku, pusakawira; ekskul perpustakaan sekolah. Yang aku ingat waktu itu, aku dan Rizka baru keluar lobby sekolah dan ada Koko lewat naik motor vixion-nya, kemudian mereka (Koko dan Rizka) ngobrol sebentar sebelum Koko akhirnya pulang duluan. That’s all. itulah awal pertemuan kita, nggak ada yang spesial, nggak kayak cerita-cerita cinta pandangan pertama.
            Beberapa bulan kemudian, aku ikutan seleksi masuk OSIS, rangkaian seleksinya lumayan banyak, seingatku ada case study, pos to pos dan interview. Nah, saat interview inilah pertemuan keduaku dengan Koko. Waktu itu aku diwawancarai oleh kak Mulky, dia baik dan wawancaraku berjalam dengan lancar sampai... Koko datang. Dia datang sok galak dan mendebatku dengan menyebalkan, sampai di akhir perdebatan dia membuang formulir pendaftaran OSIS-ku. Entah, tapi waktu itu aku sangat kesal. Hff. Dan belakangan aku baru tahu kalau ternyata dia ketua pelaksana seleksi OSIS.
            Pengurus OSIS terpilih pun akhirnya diumumkan beberapa hari seletah interview. Ternyata aku terpilih dan menjadi pengurus bidang IPTEK, departemen V. Agak kaget sih, soalnya aku kira aku nggak akan terpilih karena formulirku sudah dibuang. Nggak lama setelah pengumuman pengurus OSIS terpilih, tibalah hari pelantikan. Di SMA-ku, sebelum pelantikan, semua calon pengurus OSIS wajib dulu mengikuti DLP (Diklat Lanjut Pengurus).
            Kalau tidak salah, DLP ini dilaksanakan selama dua hari satu malam (aku agak lupa). Hari pertama DLP, semuanya masih baik-baik aja. Kami pengurus OSIS diberi berbagai materi tentang organisasi. Tiba-tiba, dini hari sekitar pukul dua, kami dibangunkan secara ‘hmm’ begitulah. Ternyata tiba waktunya kami dikasih ‘surprise’. Kita harus melewati berbagai pos dengan mata tertutup. Sekitar pukul enam, kelompokku sudah berhasil melewati berbagai pos. Kemudian kami dikumpulkan kembali di lapang sekolah. Nggak lama, Koko memanggil anggota departemen V, termasuk aku. Dan disana aku baru tau kalau Koko adalah mantan ketua departemen V. Kami dipisahkan dari departemen lain. Dan, kami diberi another surprise, (re: kolam renang lumpur), dan kami harus nyemplung. Kebayang nggak sih gimana sebelnya aku dulu sama yang namanya “Muhammad Rachian Al Azis”?.
            Baiklah, setelah DLP selesai, aku sudah melupakan kekesalan-kekesalan yang dibuat oleh si sipit itu. Kemudian pada suatu hari, aku ganti profil picture fb. Dan agak kaget ternyata si orang nyebelin itu tiba-tiba sok kenal dan komen fotoku itu. Sekarang baru bingung, kenapa ya dulu sebel tapi komennya dibales. Entah, mungkin takdir, karena setelah dipikir-pikir kalau bukan karena komen ini, mungkin kita nggak akan pernah ‘kenal’ dan jadi kayak sekarang.

            Setelah Koko komen di fotoku itu, nggak tau gimana caranya kita tiba-tiba jadi smsan. Awalnya dia pinjem buku dan pinjem dasi. Dan setelah beberapa lama smsan, aku baru tau kalau ternyata rumah kita tetanggaan; satu desa. Nggak nyangka banget. Terus, dia beberapa kali ngajak berangkat bareng. Aku gak pernah berani bawa laki-laki ke rumah, jadi dia jemput aku agak jauh dari rumah. Motornya yang dulu masih sama dengan yang sekarang (vixion) tapi dulu dimodifikasi jadi tinggi banget dan bingung gimana cara naiknya.
            Waktu itu aku belum peka kalau dia pdkt, karena kirain sekedar karena kita tetanggaan. Sampai beberapa teman di OSIS ngeledekin kita dan bilang kalau Koko lagi deketin aku. Jujur, aku sempat galau karena waktu itu aku lagi dekat dengan orang lain. Tapi, akhirnya aku harus milih. Dan aku pilih dia, karena aku lihat Koko orangnya tulus (walaupun nyebelin *ups). Dulu, sebelum kita jadian, Koko pernah pas hujan deras nyari minuman jeruk anget buat aku yang lagi sakit tenggorokan. Haha, nggak tau, tapi mungkin disitu aku mulai jatuh cinta sama dia.
.
.
.
(to be continue in Cerita Cinta #Part 2)
           


2 komentar:

 

Blogger news

Blogroll

About

Maaf kalau ada kata-kata gue yang salah atau ada postingan gue yang tidak mengenakkan. Hmm.. maaf juga kalau gaje atau gimana di blog ini. Everyone has their own way to share their feeling or story. And this is my way. Well, thanks for understanding. Enjoy my blog!